Tips & Tutorial Diposting oleh 6views743 views Bagi seorang fotografer yang mempunyai hobi memotret landscape, filter ND atau Neutral Density merupakan salah satu filter yang wajib dimiliki. Saya selalu menggunakan filter ND ketika memotret landscape yang terdapat air di sekitarnya seperti air terjun, sungai dan laut. Minggu lalu saya pergi ke Sekura, sebuah kota kecil di utara Kalimantan Barat. Kota tersebut terletak tidak jauh dari perbatasan Malaysia dan membutuhkan waktu tempuh sekitar 6 Jam dari Pontianak. Setelah melewati beberapa kota seperti Singkawang dan Sambas, perjalanan pun harus dilanjutkan dengan menyeberangi sungai menggunakan perahu menuju Sekura. Menyeberangi sungai menggunakan perahu menuju Sekura Kota ini dibangun di pinggiran sungai yang merupakan sesuatu yang umum terlihat di Kalimantan. Di musim penghujan seperti sekarang hampir setiap hari saya hanya mendapatkan langit yang gelap dengan awan hitam di sekitarnya. Sampai pada hari terakhir menjelang kepulangan kembali ke Jakarta, akhirnya keberuntungan sedikit memihak pada saya. Cuaca pagi itu agak cerah dengan kombinasi tekstur langit yang lumayan menarik dan matahari yang baru mulai terbit. Saya bergegas mengambil tripod dan kamera untuk memotret sungai dari pinggiran kota. Foto pertama saya ambil tanpa menggunakan filter ND seperti tampak pada gambar di bawah. Saya menggunakan ISO 100, diafragma f/11 dan kecepatan rana atau shutter speed 1/4 detik untuk mendapatkan exposure yang tepat. Awan dan langit pada foto terlihat cukup menarik. Namun tidak demikian halnya dengan permukaan air pada sungai. Kecepatan rana 1/4 detik tidak cukup untuk membuat permukaan air terlihat selembut dan sehalus mungkin. ISO 100, f/11, 1/4 detik Menggunakan Filter ND Saya membutuhkan kecepatan rana yang lebih lambat lagi untuk membuat permukaan air selembut kapas. Saya memasang filter ND400 yang bisa memperlambat kecepatan rana sekitar 8 stop sehingga sekarang saya bisa memotret dengan kecepatan rana 10 detik. Foto yang dihasilkan terlihat lebih menarik terutama pada sungai seperti tampak pada foto di bawah. Foto ini diambil dengan jeda hanya sekitar 1 menit dari foto pertama. ISO 100, f/11, 10 detik Filter ND terlihat agak gelap dan pekat yang berfungsi untuk membatasi intensitas cahaya yang masuk melalui lensa ke dalam sensor kamera. Semakin gelap dan pekat filter ND maka semakin banyak jumlah stop yang akan diturunkan. Biasanya filter ND menggunakan tambahan kode angka dibelakangnya untuk menjelaskan jumlah stop yang diturunkan. Sebagai contoh filter ND8 atau akan menurunkan sebanyak 3 stop. Anda bisa melihat rinciannya secara lengkap seperti tampak pada gambar di bawah. Ketika Anda merasa bahwa langit lebih terang sedangkan daratan atau sungai lebih gelap maka Anda bisa menggunakan filter Graduated ND. Filter ini mempunyai dua sisi gelap yang berbeda untuk menyeimbangkan exposure antara langit dan daratan atau sungai. Anda juga bisa menggunakan fitur Graduated Filter pada Lightroom untuk memperbaiki dan mendapatkan exposure yang tepat dan berimbang. Baca Tip Membuat Langit Lebih Biru pada Foto Memotret Menggunakan Diafragma Kecil Pada dasarnya semakin sedikit cahaya yang masuk melalui lensa ke dalam sensor kamera akan membuat Anda bisa menggunakan kecepatan rana yang lebih lambat. Selain menggunakan filter ND, cara lain untuk mengurangi intensitas cahaya tersebut adalah dengan menggunakan diafragma kecil atau bukaan lensa sempit. Anda mungkin pernah mendengar ada yang menyarankan untuk memotret menggunakan diafragma terkecil agar mendapatkan kecepatan rana yang lebih lambat dan ketajaman foto yang merata. Teori ini pada dasarnya benar tapi saya sangat tidak menyarankan hal tersebut karena semua lensa mengalami penurunan ketajaman ketika memotret pada diafragma terkecil seperti f/22. Pada kesempatan yang berbeda saya pernah lupa membawa filter ND dan mencoba memotret dengan menggunakan diafragma f/22 untuk mendapatkan kecepatan rana yang sangat lambat sekitar 2 detik. Alhasil air laut pada foto seperti tampak pada gambar di bawah memang lebih lembut tapi bila foto diperbesar maka terlihat sekali penurunan kualitas ketajamannya. Oleh karenanya saya sendiri biasanya memotret landscape menggunakan diafragma f/11 dan jarang sekali menggunakan diafragma f/16 sekalipun. f22, 2 detik Sekura memang bukan sebuah tempat wisata sehingga tidak banyak tempat yang terlalu spesial untuk dipotret. Namun sudah menjadi kebiasaan saya untuk memotret dan mengambil foto sebagus mungkin setiap kali saya mengunjungi sebuah tempat. Ini adalah salah satu cara saya untuk mengapresiasi dan menghormati tempat dan budaya penduduk lokal setempat. Sekarang saya bisa menunjukkan foto-foto saya kepada mereka sambil berkata, “Hey, Anda mempunyai kampung halaman yang indah sekali!”
Kamudapat bereksperimen dengan hp-mu sendiri untuk menemukan angle yang tepat. Cobalah untuk mengambil sesuatu dari angle yang berbeda. Jika kamu berada di permukaan yang luas, kamu dapat mencoba mengambil foto dengan angle yang lebih rendah. Bagi yang ingin memotret pemandangan alam yang indah, kami merekomendasikan dengan kamera wide-angle.
Beberapa hari terahkir ini, semenjak keracunan memotret malam dengan lensa fix, saya sempatkan mengubek-ubek internet untuk mencari solusi untuk mengatasi kendala exposure yang kurang begitu pas untuk memotret landscape di waktu malam atau memotret low light. Dengan kamera 450D saya, mempunyai beberapa keterbatasan. Antara lain adalah iso yang mentok di 1600. Itupun sebenarnya kalau menggunakan iso di atas 800 noise yang muncul sudah lumayan mengganggu. Tapi ya gimana lagi.. namanya juga sudah tehnologi cukup lama. Sehingga akhirnya saya cukup berpuas apabila hunting malam, terutama kalau mengabadikan bima sakti menggunakan 450D dan lensa 10-22 f/ ini dengan settingan mentok semua, iso mentok di 1600, bukaan mentok di f/3,5 Ada beberapa alternatif yang kemarin sempat saya pikirkan sebagai solusi memotret low light. Salah satunya adalah dengan mengupgrade bodi kamera dengan kamera yang lebih baru yang mempunyai kemampuan iso yang lebih tinggi. Sempat terpikir untuk mengambil 60D dengan pertimbangan sudah bisa sampai iso 6400 walau mungkin juga noise kalau dipaksakan di iso tertinggi tersebut. Tapi kemudian timbul keraguan karena menurut beberapa rumor, kamera 60D ini sudah saatnya memasuki fase 2 tahunan. Biasanya dalam perkembangan kamera dslr seperti canon ini setiap periode 2 tahun mereka mengeluarkan kamera pengganti yang mempunyai kemampuan yang lebih bagus dibanding pendahulunya. Terbukti untuk jajaran dslr entry levelnya canon sudah bertengger canon 650D menggantikan 600D. Nah, takutnya kalau saya upgrade kamera 60D sekarang, trus nanti tidak begitu lama keluar penggantinya dan semoga dengan harga yang tidak terpaut jauh tapi mempunyai tehnologi yang lebih baru kan sayang.. ya sudah keinginan upgrade body akhirnya saya tunda dulu.. Solusi memotret low light berikutnya adalah dengan menggunakan lensa yang mempunyai bukaan diafragma yang lebar fast lens. Ada beberapa alternatif yang sempat terpikir juga. Salah satunya adalah dengan menggunakan lensa-lensa manual jaman masih menggunakan kamera film dulu. Keuntungannya adalah sebagian besar lensa manual keluaran lama ini harga jualnya relatif murah. Tapi karena dslr canon menggunakan sistem mounting lensa yang baru EF atau EF-S sehingga lensa-lensa lama canon bermounting FD tidak bisa terpakai. Solusinya adalah dengan membeli adapter yang tepat. Tapi biasanya lensa-lensa lama ini diproduksi dibawah tahun 90-an sehingga untuk membeli lensa bekas nya musti rajin mencari yang masih bagus. Selain itu juga lensa ini adalah lensa manual fokus. Solusi memotret low light lainnya adalah membeli lensa fix sejuta umat canon canon 50mm f/1,8. Lensa berbody plastik ini mirip lensa mainan wkwkkwkw, bentuknya mungil, ringan, dan auto fokusnya agak berisik.. kemarin yang bikin saya keracunan padahal lensa fix pinjaman om Afghan puteh ini yang membuat saya berpikiran untuk mencari lensa bukaan lebar. Sempat dicoba untuk kondisi cahaya minim, tapi fokusnya kurang begitu cepat untuk kondisi minim cahaya. Untuk menggunakan manual fokus agak tidak bersahabat karena ring pengaturan manualnya yang pendek. Tapi dengan harga sekitar 800 ribu mendapatkan lensa bukaan f/ dan auto fokus. Hasilnya pun juga termasuk cukup tajam untuk lensa berharga di bawah satu juta ini. Sempat melirik beberapa lensa fix lain seperti canon 50 f/ kemudian sigma 30 f/ dan tidak sengaja ketemu beberapa review mengenai samyang 35 f/ Sebagian besar review memuji kinerja dan ketajaman hasilnya walau dibukaan terlebarnya. Kalaupun ada kekurangan biasanya di tidak adanya fasilitas auto fokus. OKay.. akhirnya saya putuskan untuk hunting lensa yang termasuk “murah” dibanding dengan lensa sejenis. Dan beberapa hari lalu akhirnya lensa idaman inipun mulai bertengger di 450D kesayangan. Siap untuk menemani hunting bima sakti minggu depan di Pulau Moyo nih kayaknya… Terlampir beberapa foto hasil Samyang 35 f/ Semua hanya di resize dari jpg keluaran kamera. Untuk sementara ini saya cukup puas dengan hasilnya. Tapi musti lebih banyak belajar lagi, terutama karena viewfinder 450D yang agak cukup menyulitkan untuk menentukan letak fokus apabila menggunakan bukaan terlebar yang sempit sekali DOF nya. Plus minus nya lensa Samyang 35 mm f/ Plus Harga termasuk cukup murah dibanding dengan lensa yang mempunyai spesifikasi sama Ketajaman yang cukup merata, bahkan di bukaan terbesar sekalipun Kualitas body yang cukup bagus Minusnya Hanya bisa manual fokus susah kalau buat motret ponakan yang tidak bisa diam D untuk review mengenai lensa samyang ini bisa juga dibaca di sini
PengertianFotografi adalah adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya pada film. Memang benar, kebanyakan jika anda mencari pengertian fotografi jawabannya hampir sama semua yaitu proses melukis dengan menggunakan media cahaya. Tetapi yang paling utama adalah bagaimana cara mendalami seni fotografi tersebut.
Beberapa monitor LCD ViewSonic mendukung mode Landscape dan monitor LCD Anda mendukung fitur ini, Anda dapat beralih mode dengan memutar layar monitor seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah mengubah gambar di Windows Desktop, ikuti instruksi di bawah iniBuka menu Start dan klik "Control Panel." Klik " Adjust Screen Resolution" untuk melihat bagian Screen Resolution pada Control Panel. Klik menu drop-down "Orientation" untuk menampilkan display daftar pilihan "Landscape," "Portrait," "Landscape Flipped" dan "Portrait Flipped."Denganpanjang fokal 20mm membuat lensa ini cocok buat kamu penggemar landscape ataupun buat memotret milky way. Bukaan cukup besar di f/2.8 akan membantu kamu saat memotret dalam kondisi low light. Harga lensa E 20mm f/2.8 ini berada di kisaran Rp 2.999.000. Lebih murah dari lensa 50 dan 35mm di atas. 4. Sony E 30mm f/3.5 Macro Lens Jakarta - Nama Martha Suherman dikenal sebagai fotografer landscape. Karya-karyanya begitu memukau, seperti gedung pencakar langit Jakarta, keindahan bintang di Gunung Bromo hingga Piramida di mengatakan untuk memotret foto landscape yang bagus bukan perkara gampang. Butuh pengalaman bertahun-tahun, perangkat fotografi yang tepat dan dukungan baginya hanya satu cara untuk bisa menentukan foto landscape yang bagus. "Foto landscape yang bagus menurut saya yang bisa membuat orang semakin mengagumi karya Tuhan dan bersyukur setelah melihat foto tersebut," ujar wanita yang kerap membagikan karyanya di akun Instagram memberikan tips untuk bisa memotret landscape ciamik. Apa saja?1. Menentukan lokasiHal pertama yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan. Salah satunya adalah menentukan lokasi yang akan didatangi. Dari situ, bisa dicari lebih dulu objek yang ingin difoto sehingga rencana angle pemotretan bisa terbayang dengan Landscape karya Martha Suherman. Foto dok Instimewa2. Cek cuaca dan sinar MatahariSelain menentukan lokasi, mencari bulan yang tepat untuk mendapatkan foto yang bagus. Hal ini sangat berkaitan erat dengan cuaca yang sedang terjadi di lokasi tujuan."Di Indonesia hanya musim hujan dan panas saja, tapi untuk destinasi internasional, saya harus tau kapan terbaik untuk musim semi, gugur, panas dan juga salju," ujar Membuat itineraryMartha menyarankan untuk membuat itinerary. Lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Trisakti tahun 2002 menyarankan untuk menyusun rencana berapa hari akan berada di sana, lokasi mana yang akan didatangi. Apakah bagus di saat sunrise atau sunset, atau siang hari."Dilanjutkan dengan membuat perencanaan tentang penginapan, akomodasi dan biaya yang akan saya butuhkan di sana dan juga guide local yang akan membantu saya di lokasi tersebut," Perangkat yang tepatMartha mengaku kerap membawa kamera Nikon Z7II dan Nikon Z50 dengan settingan lensa 14-24mm, 24-120mm dan lensa fix 50mm. Tak lupa satu set filter dan juga satu buah tripodSaat melakukan perjalanan dinas atau perjalanan untuk mencari stock foto tertentu, Martah kerap membawa lensa yang lebih banyak."Biasanya selain lensa yang tadi disebutkan, saya juga membawa lensa tele seperti 70-200mm, 35mm, 85mm, lensa Perspective Control 19mm dan juga lampu flash tambahan beserta triggernya. Dan untuk filter dan tripod itu sifatnya multak selalu dibawa," kata Landscape karya Martha Suherman. Foto dok Instimewa5. Settingan kameraMartha mengatakan settingan kamera untuk foto landscape sebenarnya tidak sulit, cukup dengan aperture 8-16, dan ISO serendah mungkin. Shutter speed akan menyesuaikan tergantung dengan hasil foto yang ingin buat dan pastinya alat bantuan seperti tripod dan cable release adalah kebutuhan menambahkan tak masalah jikalau memotret landscape dengan menggunakan kamera smartphone. Pasalnya, fotografi ponsel telah menjadi tren yang tak terelakkan."Sangat mungkin untuk dilakukan foto lansekap dengan kamera smartphone. Hanya saja memang kita harus mengenal beberapa fitur manual yang disediakan di dalam ponsel dan adakalanya kita harus menambahkan aplikasi tambahan untuk memaksimalkannya, karena untuk fotografi landscape khususnya untuk bermain shutter speed lambat memang harus diatur di dalam aplikasi tersebut," kata dia, pengguna kamera smartphone wajib berkenalan dengan teori Triangle Exposure yang menjadi dasar dalam fotografi sehingga bisa paham fungsi pengaturan dalam kamera."Ini menjadi satu hal yang bisa membantu kita dalam menghasilkan hasil foto yang baik," tutupnya. Simak Video "Sandiaga Uno Respon Permintaan Suku Badui Dalam" [GambasVideo 20detik] afr/afr Hasilfoto close up dari lensa tele akan lebih jelas dan detail. Background pada objek akan terlihat blur (bokeh), dan sesuai tujuan memotret dengan menggunakan teknik foto close up adalah menjadikan objek benar-benar terfokus dan detail. Bagi pemilik kamera fullframe Sony seri a7xx bisa menggunakan lensa fix (prime lens) FE 85mm F1.4 GM. Jakarta - Memotret lansekap atau bentang alam bukanlah hal mudah. Tak cukup menghasilkan foto keren, seorang fotografer juga ditantang untuk dapat memberikan hasil yang senatural mungkin. Fotografer bahkan harus bisa membuat orang yang melihatnya bisa merasakan seolah-olah hadir atau berada pada lokasi yang ada dalam foto. Martha Suherman yang dikenal sebagai fotografer landscape mengatakan untuk menghasilkan bidikan mengagumkan perlu pengalaman bertahun-tahun, perangkat fotografi yang tepat, dan dukungan alam. Bicara soal perangkat, perempuan yang pernah menjadi ambassador Capture One Pro dan fotografer Indonesia Next Top Model Session 1 Underwater Photography ini menilai tak masalah jika memotret lansekap dengan kamera smartphone. Gaya Klasik Serba Putih Kate Middleton Saat Rayakan Proyek Fotografi Gelar Kompetisi Fotografi Smartphone, Oppo Ingin Hidupkan Lagi Emosi yang Terlupakan Pengguna iPhone 5s Menang Penghargaan Fotografi 2021 Pasalnya, fotografi ponsel telah menjadi tren yang tak terelakkan. Tidak sedikit juga brand yang bekerja sama dengannya untuk membagikan tips dan trik fotografi ponsel. ”Sangat mungkin untuk dilakukan foto lansekap dengan kamera smartphone. Hanya saja kita harus mengenal beberapa fitur manual yang disediakan di dalam ponsel dan adakalanya kita harus menambahkan aplikasi tambahan untuk memaksimalkannya, karena untuk fotografi landscape khususnya untuk bermain shutter speed lambat memang harus diatur di dalam aplikasi tersebut," ujar Martha melalui keterangannya, Kamis 28/10/2021. Terlebih, kata dia, pengguna kamera smartphone wajib berkenalan dengan teori triangle exposure yang menjadi dasar dalam fotografi sehingga bisa paham fungsi pengaturan dalam kamera. Lebih lengkapnya, berikut lima tips menghasilkan foto lansekap ciamik dan mengagumkan ala Martha Suherman. * Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang fotografer dan penggemar fotografi di India, membangun rumah unik berbentuk kamera. Dia juga menuliskan tiga merk kamera beken, yaitu Nikon, Canon, dan Epson, yang juga dia jadikan sebagai nama ketiga Menentukan lokasiFoto lansekap. Dok Martha SuhermanMartha menuturkan hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan. Salah satunya adalah menentukan lokasi yang akan didatangi. Dari situ, bisa dicari lebih dulu objek yang ingin difoto sehingga rencana angle pemotretan bisa terbayang dengan jelas. 2. Cek cuaca dan sinar matahari Selain menentukan lokasi, dirinya juga selalu mencari bulan yang tepat untuk mendapatkan foto yang diinginkan. Hal ini sangat berkaitan erat dengan cuaca yang sedang terjadi di lokasi tujuan. "Di Indonesia pastinya hanya musim hujan dan panas, tapi untuk destinasi internasional, saya harus tau kapan terbaik untuk musim semi, gugur, panas dan juga salju," ujar Martha. 3. Membuat itineraryLandscape Hutan Harapan yang masih baik. foto menambahkan, kita juga harus menyusun rencana berapa hari akan berada di tempat yang akan kita datangi. Apakah bagus di saat sunrise atau sunset, atau siang hari. "Dilanjutkan dengan membuat perencanaan tentang penginapan, akomodasi, dan biaya yang dibutuhkan di sana serta guide local yang akan membantu kita di lokasi tersebut," ucapnya. 4. Perangkat yang tepatFoto landscape gedung bertingkat di Jakarta, Jumat 24/2. Kebijakan pemerintah dalam pembiayaan properti masih akan menjadi penentu pasar properti di 2018. mengakui, saat masih kuliah, dia kerap meminjam kamera Nikon F-801 milih ayahnya. Namun kini dia biasa membawa kamera Nikon Z7II dan Nikon Z50 dengan setting-an lensa 14-24mm, 24-120mm dan lensa fix 50mm. Tak lupa satu set filter dan juga satu buah tripod untuk peralatan yang biasanya dibawa saat berlibur bersama keluarga. Namun, di dalam perjalanan dinas atau perjalanan untuk mencari stock foto tertentu, pastinya akan membawa lensa yang lebih banyak. ”Biasanya selain lensa yang tadi saya sebutkan, saya juga membawa lensa tele seperti 70-200mm, 35mm, 85mm, lensa Perspective Control 19mm, dan juga lampu flash tambahan beserta triggernya. Dan untuk filter dan tripod itu sifatnya multak selalu dibawa,” kata Martha, yang menjadi Nikon Indonesia Official Photographer selama enam tahun. 5. Pengaturan kameraFoto landscape gedung bertingkat di Jakarta, Jumat 24/2. Permintaan pasar akan properti diprediksi tetap stabil, terutama pada pasar di bawah Rp 1 milliar. kamera untuk foto landscape sebenarnya tidak sulit, cukup dengan aperture 8-16, dan ISO serendah mungkin. Shutter speed akan menyesuaikan tergantung dengan hasil foto yang kita ingin buat dan pastinya alat bantuan seperti tripod dan cable release adalah kebutuhan Penurunan Muka Tanah Ancaman Nyata Untuk JakartaInfografis Penurunan Muka Tanah Ancaman Nyata Untuk Jakarta / Triyasni* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. vlz4p.